Plesedan
merupakan pedukuhan yang termasuk dalam kawasan Desa Srimulyo, kecamatan
Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY yang letaknya berbatasan langsung dengan
kabupaten Gunung Kidul. Pedukuhan ini dianugerahi kawasan dataran tinggi dan
tebing yang indah dengan udara yang sejuk. Salah satu ikon yang termasyhur dari
dukuh ini adalah bukit Hargodumilah, yang biasa dikenal oleh masyarakat luas
dengan sebutan bukit bintang.
Banyak
dari masyarakat yang berkunjung di tempat ini dengan tujuan menikmati indahnya
kelap-kelip cahaya lampu dari kota Yogyakarta laksana bintang yang menghiasi
langit malam. Dengan banyaknya masyarakat yang berkunjung, maka peluang
berwirausaha pun terbuka lebar bagi masyarakat sekitarnya.
Melihat
potensi dari daerah tersebut, pada hari Minggu (10/08/2014) kelompok KKN-162
UNY mengadakan Seminar Kewirausahaan. Tujuan dari seminar ini yaitu untuk
meningkatkan minat berwirausaha serta mengembangkan usaha bagi masyarakat pedukuhan
Plesedan, Srimulyo, Piyungan, Bantul D.I Yogyakarta sehingga masyarakat
termotivasinya dalam kegiatan wirausaha. Pelaksanaan seminar kewirausahaan bertempat
di kediaman
Bapak Dukuh Plesedan, Srimulyo, Piyungan, Bantul.
Seminar
Kewirausahaan dibersamai oleh seorang wirausahaan yang telah berpengalaman
yaitu Himmatul Hasanah S.Pt. M.P. Dosen Fakultas MIPA UNY ini, juga sebagai Pemilik
CV Hisam Production Bidang Garmen, Pemilik PT Nusa Maxindo Jaya (Bidang General
Trading), Pemilik PT Nasional Tinta Mas (General Trading), Pemilik PT Mina
Adiluhung (Tour And Travel), Ketua Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara, dan Ketua
Yayasan Pendidikan Islam Babul Hasanah.
Kegiatan
ini dihadiri oleh 21 peserta. Selain memberikan materi dan bercerita pengalaman,
Ibu Himma juga memberikan motivasi kepada warga Plesedan, untuk memiliki jiwa enterpreneur. Warga masyarakat Dukuh
Plesedan yang hadir sangat antusias mengikuti seminar kewirausahaan dibuktikan
dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan.
Membangun Kemandirian Bangsa dengan Berwirausaha
merupakan tema dalam seminar yang dibawakan oleh Bu Himma. Hal yang pertama
disampaikan dalam memberikan motivasi untuk berwirausaha adalah QS. Al-Ra’du
ayat 11 yang artinya “sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
Jadi, untuk menjadi bangsa yang mandiri harus merubah pola hidup dalam arti
tidak selalu menggantungkan diri pada orang lain dengan hanya menjadi seorang
pegawai. Faktanya, banyak sekali lulusan sarjana yang menganggur dikarenakan
tidak mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu, merubah pola hidup sangatlah
penting. Merubah pola hidup berarti siap untuk menghadapi hidup untuk lebih
mandiri. Mandiri yaitu dengan menjadi wirausahaan ataudengan tidak
menggantungkan diri terhadap orang lain atau berharap menjadi pegawai.
Ada
beberapa alasan yang melandasi mengapa harus berwirausaha. Pertama, agar mampu menatap masa depan
yang lebih baik. Orang yang berwirausaha
dapat menatap masa depan lebih maju dibandingkan dengan yang tidak
berwirausaha. Jika seorang pegawai hanya mengarapkan gaji dari seorang bos atau
pimpinan, wirausahaan sebaliknya. Wirausahaan berpikir lebih maju untuk
berinovasi dan berkretivitas. Hal ini guna memajukan usahanya agar dapat
bersaing dengan wirausahaan lainnya. Alasan kedua, berwirausaha diharapkan
seseorang mampu mandiri, membuka lapangan kerja bagi orang lain. Selain bisa mendiri, wirausahaan juga bisa membantu orang lain dengan
cara membuka lapangan pekerjaan. Sehingga kelebihan menjadi wirausahaan antaralain
mensejahterakan kehidupan orang lain. Seperti kata pepatah “tangan di atas
lebih baik daripada tangan di bawah yang berarti bahwa memberi lebih baik
daripada menerima. Dalam berwirausaha, juga dikenal menjadi Bos bagi usahanya
atau lebih baik membayar gaji dari pada menjadi orang gajian. Pada dasarnya, fitrah manusia adalah memberi,
sehingga batin manusia itu lebih senang jika memberi daripada menerima. Oleh karena
itu, berwirausaha akan memberikan kebahagiaan lahir dan batin.
Dalam memberikan materi kewirausahaan, dosen
kewirausahaan jurusan pendidikan biologi ini, memberikan motivasi kepada warga
begitu juga dalam kuliahnya selalu memberikan motivasi kewirausahaan pada
mahasiswa. Hasil survey sebelum mahasiswa diberi motivasi kewirausahaan yaitu
75% berminat menjadi pegawai, 18% berminat menjadi karyawan sambil
berwirausaha, dan 4% berminat menjadi pengusaha. Setelah diberikan materi
kewirausahaan hasil survey berubah yaitu 14% berminat menjadi pegawai, 78%
berminat menajdi pegawai sambil berwirausaha, dan 8% berminat menjadi pegawai.
Motivasi yang diberikan oleh Bu Himma yaitu berupa pengalaman-pengalaman yang
telah dilalui selama menjadi wirausahaan. Dari masa jatuhnya hingga masa
kebangkitannya.
Menjadi wirausahaan, tidak sekedar berbisnis. Namun,
juga harus memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh wirausaha. Wirausaha harus
memiliki visi dan misi yang jelas. Visi merupakan tujuan akhir yang akan
ditempuh. Jadi, wirausaha harus mempunyai target “mau kemana saya akan melangkah?”. Dari visi yang jelas, wirausaha
menempuh target tersebut dengan misi. Untuk menempuh target ada langkah-langkah
yang harus dilalui. Sehingga dengan visi yang jelas, maka misi pun akan
tersusun dengan baik.
Ciri kedua yang harus dimiliki oleh wirausahaan
yaitu inisiatif, kreatif, dan proaktif. Inisiatif maksudnya memulai atau yang
berawal dari diri sendiri. Jadi tidak harus menunggu orang lain yang memulai
dengan kata lain tidak ikut-ikutan.
Kreatif maksudnya berani mengekspresikan diri lain dari yang lain. Memunculkan
hal yang baru. Sehingga peluang untuk bisa menarik perhatian orang terbuka
lebar atau besar. Proaktif maksudnya harus aktif. Jadi, seorang wirausaha tidak
boleh malas. Sedangkan pekerjaan wirausaha tidak sedikit. Wirausaha harus
mencari relasi, publikasi produk, analisis usaha, mengawasi pegawai, dan
lain-lain yang tentunya tidak bisa dilakukan dengan hanya bersantai-santai.
Sifat kepemimpinan dan manajemen diri harus melekat pada wirausahaan.
Ciri ketiga yaitu berani mengambil risiko. Dalam
berbisnis, pasti ada ancaman berupa kerugian. Hal inilah yang paling ditakutkan
oleh kebanyakan orang. Terutama untuk para pegawai, kemungkinan besar tidak
minatnya untuk menjadi wirausaha yaitu tidak berani mengambil risiko berupa
kerugian.
Ciri ke empat yaitu kerja keras dan bertanggung
jawab. Wirausahaan haruslah bekerja keras. Seperti yang telah dikatakan pada
paragraf sebelumnya bahwa wirausaha harus proaktif. Bertanggung jawab maksudnya
mengelola seluruh aset yang dimilikinya berupa produk maupun pegawai.
Ciri kelima yaitu memiliki komitmen yang kuat.
Menjadi wirausaha tidak boleh plin-plan
dalam arti mudah goyah atau ragu dalam melangkah. Tidak bersungguh-sungguh
dalam melakukan suatu usaha juga menyebabkan bangkrutnya suatu usaha. Sehingga
wirausaha harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
pekerjaannya.
Selain ciri yang dimiliki oleh wirausahaan,
sifat-sifat wirausaha juga harus dimiliki. Sifat pertama yang harus dimiliki
yaitu berani mencoba. Telah dikatakan sebelumnya bahwa kebanyakan orang yang
tidak mau menjadi pengusaha yaitu karena takut akan kerugian. Pikiran macam
itulah yang membuat banyak dari kalangan masyarakat yang hanya berminat menjadi
seorang pegawai. Memang, ancaman menjadi pengusaha sangatlah banyak, antara
lain takut kalau hasil karya tidak diminati oleh masyarakat luas, jika meminjam
modal takut tidak bisa mengembalikan modal, dan akhirnya menemui yang namanya
kerugian. Menjadi pengussaha, pasti akan menemui masa-masa kritis. Oleh karena
itu, sifat kedua yang harus dimiliki yaitu gigih dan tidak mudah putus asa.
Menjadi pengusaha harus senantiasa untuk berjuang. Karena, banyak ancaman-ancaman
dari luar yang datang menghadang. Ketika terjatuh, sebisa mungkin harus bangkit
kembali. Jika putus asa, maka impian atau visi dan misi tidak akan pernah
terwujud.
Sifat ketiga dari pengusaha yaitu ramah dan murah
senyum. Bagaimana jika pengusaha tidak ramah dan tidak murah senyum? Pelanggan
tentu pergi, dan mencari penjual lain. Dengan sikap ramah dan murah senyum,
akan menarik banyak pelanggan. Sifat keempat yaitu rajin dan tepat waktu. Sifat
ini juga akan menentukan banyaknya pelanggan yang akan datang. Menjadi
pengusaha tidak bisa bersantai-santai, karena akan ada banyak sekali tugas dan
permasalahan-permasalan. Tepat waktu juga haus menjadi kepribadian dari seorang
pengusaha. Misalnya pada suatu usaha konveksi ada pemesan yang sangat banyak.
Jika, jadinya tidak tepat waktu maka hal ini akan mengurangi kepercayaan dari
pelanggan. Sifat yang kelima adalah jujur dan bertanggung jawab. Sifat yang
tidak jujur maka tidak akan dipercaya oleh masyarakat luas. Sikap bertanggung
jawab juga akan menentukan jalannya usaha. Tanggung jawab terhadap produk, gaji
pegawai, dan kepuasan dari pelanggan atau pembeli.
Untuk berwirausaha, tentu tidak instan dengan kata
lain terdapat tahapan-tahapan yang akan ditempuh. Tahap pertama mengenali
peluang usaha. Maksudnya adalah menjadi pengusaha haruslah peka terhadap
sekitar. Mengenali kebutuhan terkini dari masyarakat luas. Sehingga pada saat
berwirausaha kemungkinan mendapatkan untung adalah besar. Tahap selanjutnya
adalah menggali ide kreatif. Maksudnya adalah berbeda dari yang lainnya.
Kreatif bisa dengan suatu hal baru dengan produk yang belum pernah ada atau
bisa dengan hal yang sudah ada namun diberi inovasi. Saat ini, banyak sekali
pedagang-pedagang yang berinovasi, sebagai contoh bakso biasanya hanya dengan
kuah atau saus saja namun saat ini muncul inovasi bakso dengan dijadikan sate
lalu dibakar. Hal ini membuat konsumen tertarik untuk membelinya. Tahap
selanjutnya yaitu optimalisasi potensi diri. Setiap manusia pasti memiliki
potensi yang berbeda-beda, kelebihan yang berbeda-beda pula. Supaya dalam
karirnya bisa maksimal, maka haruslah potensi yang dimiliki dimaksimalkan
dengan kata lain jangan tanggung-tanggung. Itulah mengapa jati diri perlu
ditemukan. Apasih yang membuat beda
dengan yang lain, apasih yang membuat
diri bisa lebih dari yang lain. Untuk itu, potensi diri perlu dioptimalkan
dalam berwirausaha agar dapat bersaing dengan wirausahawan-wirausahawan
lainnya. Setelah mengoptimalkan potensi adalah fokus dalam bidang usaha. Sama
seperti yang lainnya, setelah menemukan jati diri lanjutkan untuk mengembangkan
jati dirinya. Dalam berwirausaha, setiap orang pasti memiliki bidang keahlian
masing-masing. Berwirausaha harus fokus, supaya dapat berjalan secara maksimal.
Itulah mengapa dalam suatu perusahaan pasti dibentuk beberapa divisi. Setiap
divisi selalu ada direktur utamanya. Masing-masing direktur memiliki tugas dan
tanggung jawab yang berbeda-beda. Dari tugas tersebut tentu sudah ada kadarnya
dan pasti sesuai dengan kemampuan dan bidang dari masing-masing pimpinan. Tahap
yang terakhir adalah berani memulai. Seorang pengusaha harus berani memulai
usahanya. Jika ragu dalam melangkah, maka usaha bisnis yang dijalankan tidak
akan berjalan secara maksimal. Pengusaha juga bisa dikatakan orang yang nekat.
Keberanian untuk memulai inilah yang paling berat dalam menempuh karir
wirausaha.
Setelah pengusaha memulai untuk merintis karir,
haruslah mengetahui cara memasarkan produk. cara pertama yaitu membuat produk
yang berkualitas dan memiliki daya saing. Telah dikatakan sebelumnya bahwa
menjadi pengusaha harus kreatif. Dari sikap kreatif ini, outputnya adalah
berupa produk yang berkualitas dan memiliki daya saing. Efeknya, banyaknya
konsumen yang berdatangan untuk membeli produk tersebut. Cara kedua adalah
membuka jaringan pemasaran. Menjadi pengusaha tidak boleh bermalas-malasan atau
terlalu santai. Karena, untuk mendapatkan pelanggan yang banyak pengusaha juga
harus berjuang untuk memperluas jaringan dengan menambah kenalan atau publikasi
mengenai produknya. Cara ketiga yaitu melakukan lobi dan negosiasi. Lobi dan
negosiasi sangat diperlukan dalam berbisnis. Hal ini dilakukan guna mendapatkan
pelanggan yang banyak. Cara keempat adalah menciptakan penawaran yang menarik
dan bisa dipercaya. Oleh karena itu, pengusaha harus belajar retorika yang baik
dan benar. Hal ini guna menarik perhatian para pembeli atau konsumen. Dengan
cara berbicara yang baik dan menarik perhatian pelanggan, maka pelanggan akan
percaya bahwa produk memiliki kualitas yang bagus. Aplikasi dalam pelaksanaan
yaitu pada suatu perusahaan selalu terdapat marketing atau orang khusus untuk
publikasi produk atau sebelum memperkerjakan pegawai diberikan training
marketing guna melihat retorikanya. Pembuatan poster yang menarik juga akan
mempengaruhi calon pelanggan. Cara kelima adalah melakukan strategi pemasaran
yang meliputi strategi produk, harga, tempat, dan distribusi serta strategi
promosi. Sebelum melakukan pemasaran harus melakukan survey terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan supaya pengusaha mengetahui kondisi tempat produk yang akan
dipaarkan. Dengan begitu, produk akan mampu bersaing dengan produk-produk yang
lain.
Dari banyak hal yang telah disampaikan di atas,
dapat dikatakan bahwa berwirausaha memerlukan kesiapan. Jika, pihak bussinesman siap untuk melakukan suatu
usaha maka risiko kegagalannya rendah. Adapun faktor-faktor kegagalan dalam
berwirausaha antara lain kurang siapnya manajemen atau sistem suatu usaha.
Menjadi pemimpin atau boss, harus menjadi manajer yang baik. Bisa memanajemen
diri dan mengelola peusahaannya. Sistem yang diterapkan pun harus tertata
dengan rapi. Setelah manajemen penerapannya yang diterapkan, komunikasi juga
harus dijaga. Komunikasi dengan seluruh anggota perusahaan atau tiap-tiap
divisi. Begitu juga dengan relasi atau badan yang terikat kerjasama. Jika
terjadi miss komunikasi sedikit saja,
bisa berakibat fatal pada suatu perusahaan. Sehingga relasi sangatlah penting
dalam memasarkan suatu produk. selain relasi yang banyak, melihat peluang juga
sangat diperlukan. Jangan sampai disekitar perusahaan terdapat pesaing yang
kuat. Adanya pesaing yang kuat, dapat mengakibatkan kegagalan pada usaha. Oleh
karena itu, untuk mengantisipasi pimpinan harus mengetahui kekuatan dari produk
yang dimiliki. Faktor selanjutnya adalah hal yang tidak direncanakan oleh
manusia yaitu adanya faktor eksternal seperti bencana alam dan kebakaran. Untuk
mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, maka pimpinan harus siap siaga
jika sewaktu-waktu hal itu terjadi.
Dalam kehidupan ini, akan selalu datang cobaan pada
setiap makhluk Tuhan. Sehingga manusia sebagai makhluk-Nya wajib berusaha untuk
menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. Di zaman yang serba sulit,
masyarakat dituntut kepekaannya. Peka terhadap lingkungan sekitar dan
memikirkan masa depan. Tidak bisa selalu mengandalkan lowongan pekerjaan.
Diberi kelebihan dalam berpikir, manusia dituntut untuk kreatif. Tantangan
pasti datang, tidak bisa dipungkiri. Mau tidak mau, harus dilewati. Sehingga
bagaimana caranya mengubah tantangan menjadi peluang sehingga bisa menjadi
pemenang. Man Jadda Wajada, barang siapa bersungguh-sungguh maka ia akan
berhasil.
(Artikel / Seminar Kewirausahaan / Dusun Plesedan / Srimulyo / Piyungan/ Bantul)
@NurulMustafaa