Hari ini aku dapat
sesuatu lagi ni. Bahwa sebenarnya nikmat dunia ini hanyalah sampah. Allah
memberikan nikmat di dunia ini untuk orang beriman sekaligus orang kafir.
Karena kenapa? Ya karena nikmat di dunia ini hanya sampah. Gambarannya begini
si A mengumpulkan sampah lalu si B meminta sampah tersebut. Lalu si A dengan
senang hati memberikan sampah tersebut ke si B. Seperti itulah gambarannya.
Bahkan Allah melebihkan nikmat dunia ini kepada si kafir.
Teman-teman, sebagai
orang yang beriman tentunya kita yakin adanya hari akhir. Kita juga tahu, bahwa
di dunia ini kita mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk dibawa ke kehidupan
yang abadi. Aku juga dapat dongeng ni. Di suatu wilayah terdapat kerajaan.
Kalau menjadi raja disitu, tentunya akan mendapatkan nikmat yang sangat luar
biasa. Bebas mau makan apa saja. Tempat tidur yang sangat nyaman, kasurnya
empuk, kamar ada AC-nya, udah ada pelayan, pokoknya mau apa saja dapet deh. Mau
makan pizza? oke. Mau spaghetti? Siap!! Mau minum susu? Panggil pelayan. Hahaha,
nikmatlah pokoknya. Akan tetapi, nggak enaknya begini. Aturan di wilayah ini
ialah, rakyat yang menjadi Raja bisa berasal dari kalangan manapun. Akan tetapi
ia hanya bisa menjabat selama 5 tahun. Setelah selesai menjabat ia akan dibuang
ke hutan belantara, yang di sana tidak ada manusia dan hanya terdapat
binatang-binatang buas yang siap memangsanya. Tidak ada yang berani mencalonkan
diri sebagai Raja selama bertahun-tahun di wilayah tersebut. Sampai akhirnya
ada seorang pria miskin yang tidak punya kerjaan lalu mencalonkan diri untuk
menjadi Raja.
Saat pria tersebut
menjadi Raja, ia menikmati kehidupannya sebagai raja. Ia hanya bersenang-senang.
Katanya ni ya “Santai....masih lamaaa, bersenang-senang dulu..”. Pada tahun
kedua ia masih bisa bersenang-senang, akan tetapi nikmat yang ia dapatkan tidak
seperti dulu lagi. Di tahun ke tiga, Ia sudah mulai lemas. Pada tahun keempat,
ia mulai sakit parah. Hingga tahun kelima, sakitnya tambah parah dan saat masa
kejayaannya habis, rakyat membuang raja tersebut ke hutan belantara sesuai
dengan perjanjiannya. Miris bukan???
Setelah itu, open
recruitment lagi. Saat ini, yang akan menjadi Raja ialah seorang pemuda cerdas
yang telah mengetahui seluk beluk wilayah kerajaan. Ia juga mengetahui aturan
dalam menjadi raja. Sehingga saat diangkat menjadi raja, ia menggerakkan
rakyatnya untuk merubah hutan belantara tersebut menjadi rumah yang indah
melebihi indahnya istana kerajaan. Pohon-pohon ditebangi dan Binatang-binatang
dialihkan. Jadi, masa kepemimpinannya hanya dihabiskan untuk membangun rumah
tersebut. Hingga akhirnya pada akhir kepemimpinannya ia bukan dibuang di hutan
belantara tersebut, akan tetapi ia hidup di rumah yang mewah melebihi mewahnya
kerajaan yang selama 5 tahun ia tempati. Pemuda ini hidup bahagia. Walaupun
pada 5 tahun ia tidak begitu menikmati kehidupannya sebagai rakja tetapi ia
bisa berbahagia setelah akhir kepemimpinannya.
Begitulah gambarannya.
Kehidupan di dunia ini hanya sementara, seperti kepemimpinan raja yang hanya 5
tahun. Saat hidup, kita harus mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat
kelak, seperti pemuda nomor 2 yang begitu cerdas menyiapkan segala keperluannya
untuk kehidupannya pada saat ia lengser. Jika tidak menyiapkan bekal untuk
kehidupan di akhirat, maka kita akan sengasara seperti pemuda nomor 1.
Hemm,, walaupun sedikit
ilmu, semoga bermanfaat ya ^_^. Semoga kita bisa saling mengingatkan dalam
kebaikan ya J.
Kini saya ingin bercerita tentang Teefasque. Apakah itu Teefasque? Yupz, itu
adalah sebuah singkatan dari Teenager Of
Al-Ikhlas Mosque yang berarti Remaja Masjid Al-Ikhlas yang dirintis oleh
Mas Rizal. Organisasi ini berdiri pada tahun 2006 dengan nama RIMAS “Remaja
Islam Citra Ringin Mas” yang diketuai oleh kakak saya sendiri Muhammad Ilyas. Pada
saat itu beliau duduk di kelas 2 SMA alias kelas sebelas. Menurut pandangan
saya sendiri, pada saat kepemimpinan beliau pengembangannya belum maksimal.
Banyak ambisi dari ketuanya akan tetapi pengembangannya hanya terfokus pada
remajanya sendiri belum ke adik-adik TPA-nya. Tetapi ada kelebihannya juga, pada
saat itu adalah puncaknya kas remaja tumbuh subur. Mencapai 300-an ribu (kalau
tidak salah). Nah, pada saat itu kan uang segitu banyak banget ya, sekarang
juga banyak sih hehe.
Ditahun kedua yaitu 2007,
kepemimpinan pindah di tangan Rio Febrizta Pradana Putra. Saat beliau memimpin
ia baru duduk di kelas 1 SMA alias baru lulus SMP hihihi, kakak kelas aku
passs. Pada saat kepemimpinan beliau, tidak terasa adanya RIMAS. Sama sekali
tidak ada kegiatan. Layaknya RIMAS itu telah hilang dari peraduannya. Kog bisa?
Kalau menurut analisis saya, itu karena ketuanya dikarantina. Beliau kan SMK di
pelayaran, kalau tidak salah di Kulon Progo. Oww..pantesan.
Satu tahun kemudian
tepatnya pada tahun 2008, lebih tepatnya lagi pada saat aku lulus SMP, Remaja
Masjid mulai terdengar lagi. Ini juga berkat Mas Rizal yang menjadi perintis
kembali remaja masjid. Saat itu ada seseorang yang datang kerumahku. Namanya
Naufal. Mengajak aku untuk kumpul di masjid. Karena aku orangnya pemalu dan
penakut, sehingga banyak pertanyaan. Yang ikut banyak nggak? Yang cewek ada
nggak? Dan dia menjawab ada. Oke, aku berangkat.
Setelah banyak yang
berkumpul, mulai perkenalan dan ternyata Naufal adalah ketua yang baru setelah
RIMAS hampir lenyap. Subhanallah anak kelas 2 SMP menjadi ketua Remaja masjid
yang pada saat itu banyak yang sudah SMA bahkan kuliah, walaupun tak lama
kemudian yang kuliah hanya tersisa aku dan Riris. Ditahun kepemimpinannya,
mulai terlihat keaktivan pengurus. Misalnya saja mengikuti kegiatan outbond
remaja, akan tetapi juga belum terlihat perkembangannya ke TPA sampai dibentuk
susunan pengurus menjelang Puasa Ramadhan 2009. Nah, saat itulah aku ditunjuk
oleh ketua menjadi wakilnya. Rasanya sih, seneng dapat kepercayaan sebagai
wakil ketua. Karena dari dulu aku ingin perubahan di TPA Al-Ikhlas, tapi...
siapa gue???
Ramadhan tahun 2010 ini
adalah saat spesial. Yaitu bergantinya nama RIMAS menjadi Teefasque. Yupz, nama
itu aku yang buat. Kepanjangannya ialah Teenager
Of Al-Ikhlas Mosque. Nama itu aku dapatkan pada saat di sekolah. Aku masih
ingat, saat itu aku lagi ngobrol sama temanku namanya Tari yang saat ini lagi
bekerja di tempat pariwisata, Malaysia. Saat aku usulkan ke teman-teman,
eiiitzz... langsung setuju deh. Kini, ingin membuat lambang Teefasque dan
Cap-nya. Kalau bisa dilegalkan sekalian deh. Hahaha.
Hmm..akhir kepengurusan
Fathin Naufal Nur Islam dan Nurul Hidayah berakhir di bulan Desember 2011.
Seharusnya yang berakhir aku aja sih, Naufalnya nggak usah. ya karena aku sibuk
banget. Tapi beliau minta diganti, yasudahlah.
Awal tahun 2012,
Teefasque dipimpin oleh Galih Candra Tama. Diwakili oleh Setyo Kinanti dan
Zendy Arifin. Naufal, Aku, dan Riris menjadi pengawas remajanya. Dalam
kepemimpinannya, kemajuan TPA Masjid Al-Ikhlas sungguh luar biasa. Remajanya
semakin banyak dan kegiatannya pun semakin Cethar Membahana.
Pada tahun 2013, wakil
ketua I Setyo Kinanti digantikan oleh Ummul Hasanah. Akan tetapi strukturnya
jadi berubah. Ketua Umum Galih, Ketua I Zendy, dan Ketua II Ummul Hasanah.
Kegiatan selama 1 tahun, sedang dalam proses. Kepengurusan juga akan dirombak
ulang dan akan dibentuk divisi-divisi guna mempermudah menjalankan tugas dan
program kerja Remaja.
Hemm...dari tadi
ngomongin ketuanya ya?? Mbok ngomongin bendahara, sekretaris atau anggota??
Hemm,, nanti aja, biar nggak kepanjangan. Ketuanya aja cukup deh. Nanti kalau sudah dirombak
ulang, aku share deh kepengurusannya. See you next time ^_^.