Setelah berpuasa dengan
kegiatan tulis menulis, kini akhirnya aku kembali lagi dengan tulisan-tulisan
yang tidak jelas. Hmm aku juga baru bangun juga sih dari tidur panjangku.
Subhanallah, sungguh kesehatan itu nikmat yang paling nikmat. Jadi mikir, lolos
nggak ya?? Hahaha. Aneh-aneh saja aku ini.
Kalau kata pak Ustadz
ni ya, kalau orang sakit itu Allah akan mengirimkan 4 malaikat untuknya.
Kira-kira buat apa ya?? Malaikat yang pertama ditugaskan untuk mengambil cahaya
dari wajahnya, sehingga ia terlihat pucat. Malaikat kedua ditugaskan untuk
mengambil kenikmatan yang ada pada lidahnya, sehingga ia tidak doyan makan.
Malaikat ketiga ditugaskan untuk mengambil kekuatan yang ada pada tubuhnya,
sehingga ia lemas. Malaikat keempat, ditugaskan untuk mengambil dosa-dosanya.
Nah, setelah si sakit
sembuh. Maka, Malaikat pertama akan mengembalikan cahaya pada wajahnya,
sehingga ia tak lagi pucat. Malaikat kedua akan mengembalikan kenikmatan yang
ada pada lidahnya, sehingga ia menjadi nafsu makan. Malaikat ketiga akan
mengembalikan kekuatannya, sehingga ia tak lagi lemas. Malaikat keempat akan
membuang dosa-dosanya karena ia sudah sabar dengan ujian yang telah Allah
berikan.
Jadi teman-teman, kita
wajib sabar dengan ujian yang Allah berikan. Karena lumayan lho, dosa-dosa kita
yang menggunung bisa menjadi bukit. Hahaha. Kita juga harus bersyukur juga,
karena kalau dipikir-pikir waktu yang diberikan oleh Allah kepada kita yang
anugerahnya berupa kesehatan itu lebih banyak dibandingkann dengan sakit yang
Allah berikan. Hmm, aku ingat dengan kata-kata bapakku. Waktu printer di rumah
rusak, dan tugasku harus segera dikumpulkan yaa..namanya juga manusia ya aku
marah-marah deh. Marahnya begini “printer e ki kog rusak terus to??”. Bapakku
langsung merespon, “yo tetap bersyukur. Masa printer bisa dipakai kan lebih
lama dibandingkan dengan masa printer yang rusak”. Aku pun langsung terdiam
seraya berpikir “benar juga ya”. Mulai pada saat itu, semua yang berhubungan
dengan penderitaan, semua yang berhubungan dengan kesulitan, semua yang
berhubungan dengan ketidaksukaan, selalu saya introspeksikan dengan diri saya
berapa lama saya bahagia, berapa lama saya diberi kemudahan, dan berapa lama
saya bersuka ria. Jadi, kita ya jangan mengeluh dengan keadaan, sewaktu sakit,
ada tugas, laporan. Laksanakan saja, badai pasti berlalu kog. Nggak mungkin
kan, badai ada ditempat yang sama secara terus menerus. Toh ini juga masih di
dunia, belum di alam sebenarnya. “Galau di dunia itu belum apa-apa,
dibandingkan dengan galau di alam kubur.” Kalau di alam kubur, udah tempatnya
sempit, gelap, sendirian, nggak ada temennya, haddduuhh mengerikan deh. Mari
kita memperbanyak amal, biar besok kuburannya lebar, terang, dan punya teman.
Ingat ya lagunya opick “teman sejati ialah Amal”.
Ohya, terus kita juga
jangan seneng update status. Istilahnya ngasih pengumuman kalau kita tu sakit.
Ya lebih baik tidak usah lah. Tapi kalau ingin meluapkan perasaan ya boleh sih,
tapi jangan terlalu lebay. Hmm..biasanya kalau orang sering update status
karena nggak punya teman curhat, ihiiiyyy kasian. Aku juga sering sih, tapi
nggak gitu gitu banget kaleee.
Kini aku udah mulai
kuliah lagi, bertemu dengan teman-teman lagi. Owwhh...kangen. aku tadi juga
bertemu dengan orang yang spesial juga. Ya Allah, rasanya senang sekali.
Oya teman-teman. Saya
mau bercerita tentang sesuatu. Orang yang bijak dengan orang yang kurang bijak
itu akan terdapat perbedaan dalam hal berbicara dan merespon pembicaraan. Orang
bijak akan lebih peka. Orang bijak akan cenderung melihat pada kenyataan dan
orang yang kurang bijak akan lebih pada pandangannya dan angan-angan tanpa
campur tangan. Ya Allah, aku punya 2 orang teman yang seperti itu. dua orang
yang sangat berbeda. Sayangnya orang yang bijak itu tidak terlalu dominan, dan
orang yang kurang bijak dominan berada di suatu organisasi tersebut.
Aku terkadang masih
bingung dengan diriku sendiri. Aku seperti tidak punya pendirian, aku mudah
terpengaruh. Aku selalu berada di dalam dua kubu yang berbeda. Terpecah belah.
Ya, sejak kecil saya selalu seperti itu. selalu berada di dalam 2 kubu. Apa
mungkin karena aku tidak mau bermusuhan? Hmm, mungkin. Aku dari dulu tidak suka
adanya permusuhan. Aku tidak peka dengan adanya orang jahat, dan aku selalu
tahu setelah orang lain yang mengatakan padaku. Anehnya, aku juga terpengaruh.
Jadi benci lah, jadi begitulah. Padahal ya nggak ada sangkut pautnya sama aku.
Jadi aku harus bagaimanan nih?? Bingung jadinya.
Oya masalah dengan orang
bijak dan orang kurang bijak. Saat aku bercerita dengan orang bijak, ia selalu
memberikan motivasi, dukungan, dan membuat saya menjadi bersemangat. Itulah
cara orang bijak merespon, ia mendengarkan dan merespon dengan baik. Berbeda
dengan orang yang kurang bijak, dia cenderung akan menjatuhkan. Contohnya saat
bercerita tentang prestasi misalnya hanya tingkat kampus maka ia akan
mengatakan seperti ini “jangan senang dulu, itu belum apa-apa”. Bayangkan,
seorang pemula yang lagi awal meraih prestasi dikatakan seperti itu. padahal
dalam kepenulisan, seperti ini ya. Ini yang mengatakan adalah seorang penulis
buku. “kalau nanti ada seorang pemula (mulai menulis), minta dikritik karya
pertamanya, janganlah kamu langsung mengkritisinya, justru keinginan pertama
dia bukanlah dikritik, akan tetapi dipuji”. Jadi begini, untuk pemula,
tulisannya jangan langsung dikritik, karena nanti ia akan down atau tidak punya
semnagat untuk menulis. Tetapi jika dipuji maka ia akan timbul semangat untuk
menulis lagi. Untuk penulis yang sudah biasa menulis, maka ya dikritik aja, toh
dia sudah kebal. Hahahaha...
Hmm,, menulis membuatku
ngantuk ni. Pengen tidur,,
Tapi aku harus
meneruskan sampai 1000 kata, sayang sudah 841 kata, kalau nggak diteruskan
nanti malah idenya hilang lagi. Bagaimana ide bisa hilang kalau sekarang saja
nggak ada ide. “ngek-ngok” jlerrrrrr.....
Wah,, melihat laut jadi
pengen nyemplung. Ingin rasanya mengamati kehidupan laut. Pake kapal selam
buatan anak SMK di palembang. Kapal selam palembang??? Dimakan dong
*empek-empek. Hahahaha... enak lho, ada telur di dalamnya. Tapi kapal selam
laut lebih enak, bisa dimasukin, bisa untuk mengamati laut. Eaaaaakkk....
Fiuuuhh,,,,ujian maning
ni. Ya Allah,, materinya nggak donk.
Tapi yaa, belajar saja
lah. Pasti bisa kog...
O iya,,ini tu
bener-bener ujian,,
Saya masuk kuliah,
tiba-tiba tugasnya se abreg. Astagfirullah..
Tapi teman-temanku,
ujian di kampus itu biasa, tidak lebih berat dari ujian hidup. Ujian hidup itu
juga pasti kita bisa untuk melewatinya. Karena, allah itu tidak akan memberikan
cobaan kepada hambaNya melebihi kemampuannya. Kalau di akhirat?? Oww..tidak,
kalau di akhirat kita tidak mampu untuk menghadapinya, mau minta tolong?? Minta
tolong kepada siapa coba??
Sudah 991 kata ni,
bersambung ya teman-teman.
Assalamu’alaikum bye..
bye..