Me and Friends

Me and Friends
FOSMAN (Forum Scientist Muda Nasional)

Selasa, 29 Juli 2014

Pertanian Dulu dan Sekarang

Dulu hanya bisa photo-photo doank, sekarang bertani beneran.

Disela-sela kesibukanku mengerjakan Analisis Usahatani “cieeeee, yang sibuk” inginku menulis, menceritakan apa yang ada dipikiranku saat ini. Kalau mengingat aku yang dulu, sebenarnya pada saat SMP sudah tertarik di bidang pertanian. Namun, tanpa alasan.
Aku pernah meminta temanku yang orangtuanya bekerja sebagai petani “eh, kalau menanam padi aku mbok di ajak”.
Lalu temanku berkata “Ya. Tapi di tanahnya banyak cacingnya lho.”
“Iya po?”tanyaku dengan semangat yang memudar
“Iya, kalau kamu masuk ke tanahnya, nanti cacing tanahnya menggulat-nggulat kakimu.”kata temanku meyakinkan
Arrg, sudah deh. Sudah tak berminat lagi ke pertanian. Kalau permasalahan sudah menjurus ke cacing, bye bye. Hmm.. namun aku senang sekali dengan suasana di persawahan. Pemandangannya bagus. Apalagi pemandangannya itu padi. Wow, kereeeeen.
Hmm, dibalik kerennya persawahan, apa yang anda pikirkan? Ada yang berpikir, siapa yang menanam? Yang lebih sering dijumpai aja deh, pada saat makan. Pernahkah anda berpikir, seberapa besar pengorbanan orang yang menanam padi? Perlu anda ketahui, bahwa petani menanam padi penuh dengan pengorbanan. Panas terik matahari mereka hiraukan. Bayangkan saja, masa tanamnya 4 bulan coyy. 4 bulan hanya untuk merawat tanaman padi lalu nasi-nya anda sia-sia kan begitu saja? Ingat ya, satu butir nasi dipertanggungjawabkan.
Tahun 2013, spesial banget. Aku kenal dengan seseorang yang luar biasa. Beliau mengajakku mengikuti sosialisasi tentang pertanian. Waaah, pendorong semangat banget buat aku. Mau tau orang yang mengisi sosialisasi tersebut? Beliau adalah salah seorang anggota dari PBB bagian FAO. Singkat saja, disini kami dijejeli segalanya tentang pertanian. Beliau menerangkan bahwa tanah di Indonesia adalah tanah tersubur se jagad raya, itu catatan dari PBB lho ya. Pertanyaannya, mengapa Indonesia masih import beras? Lho? Hubungannya? Jadi, lahan untuk pertanian di Indonesia cukup luas. Petani padi, banyak kog. Kalau lahan dan petani Indonesia dioptimalkan, kebutuhan Indonesia tercukupi kog. Tidak perlu import beras, kalau perlu kita yang eksport ke seluruh negara di dunia. Petani itukan untung-untungan? Stop ! don’t say like that ! sekarang motto kita “Petani Itu Harus Untung”.
Ya, tadi sudah dikatakan bahwa lahan Indonesia adalah lahan tersubur di jagad raya. Sekarang, mari kita intip surat Al-A’raaf (7) ayat 58. Nah, disini diterangkan bahwa “Dan dari tanah yang subur dihasilkan tetanaman yang produktif dengan izin Allah, dan dari tanah yang tidak subur tidak dihasilkan kecuali dengan payah.” Sudah jelas kan? Bahwa bagus tidaknya tanaman, semua berasal dari faktor tanah. Jadi, kalau masih ada tanaman yang tidak produktif (gagal panen), banyak hama, perlu dicurigai tanahnya.
Permasalahannya sekarang, banyak yang belum mengerti pentingnya tanah. Banyak kasus, petani yang berlebihan menggunakan pupuk kimia. Yaaah, wajar saja kalau lama-kelamaan lahannya kritis (jenuh dengan pupuk kimia). Tanah jadi alot, hewan-hewan bermanfaat pada mati. Yuuk, anak-anak muda tolong kesadarannya. Belajar mengenai pertanian, supaya bisa menjadi pendamping-pendamping petani yang handal. Seperti kata Bapak Penyuluh “Petani itu butuh dampingan”. Jadi, kita sebagai konseptor, petani bagian lapangan. Walaupun bagaimanapun, petani lebih berpengalaman dan lebih paham dengan keadaan lapangan.
Dari sosialisasi ini, beranjak ke penulisan karya tulis. Alhamdulillah, bisa jalan-jalan ke Universitas Indonesia untuk mengikuti Konferensi Ilmuan Muda Indonesia. Ihiiiy, banyak kenalan niiih. Yup, aku bertemu dengan orang-orang hebat, pinter-pinter, dan super-super. Jalan-jalan juga ke Bogor. Asyiik pokoknya...
2014, terjun beneran. Praktik mendampingi petani desa Nomporejo, Galur, Kulon Progo. Ini wujud nyata lho ya. Disini benar-benar terjun. Belajar berkomunikasi dengan petani. Menyampaikan ilmu dengan bahasa petani yang tentunya, “itu tidak mudah”. Konsep yang kami angkat yaitu Healthy Field Increase My Rice. So, Lahan yang sehat, produktivitas beras meningkat. Kami (Tim) mendampingi petani mengelola lahan secara biologis dengan mikroba bermanfaat. Ada tiga pendampingan, pengecekan pH, penambahan C-Organik, dan penambahan mikroba.
Hmm, merasakan bagaimana panasnya persawahan di siang hari. Merasakan masuk ke becek-nya lahan. Hihihi, tidak ada cacing tuch! Cacingnya takut sama aku, jadi nggak nongol.
Mimpiku, ingin mendirikan PT. Pertanian Dahsyat HFIMR. Jadi, Perusahaan ini akan membentuk kader-kader pendamping petani yang handal dan juga akan memproduksi beras dalam kemasan. Berasnya bukan beras biasa. Beras yang istimewa pokoknya. #aamiin


Kalasan, 29 Juli 2014
14.20 WIB

Ttd


@NurulMustafaa

Selasa, 22 Juli 2014

Aku dan #KKN-PPL

Tak pernah ini kubayangkan akan terjadi di hidup ini
Namun kini jelas ada dan terbukti kuberubah
Aku syukuri segala nikmat ini
Tak semua mendapatkannya
Tuhan telah buka kan jalan untukku
‘kan ku jaga bahagia ini

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah yang tiada henti-hentinya memberikan nikmat kepada kita. Sungguh, tak menyangka sebelumnya. Aku, bukanlah Nurul yang dulu. Aku bukanlah Nurul yang seringkali diremehkan. Aku bukanlah Nurul yang tak bisa berbuat apa-apa. Aku bukanlah Nurul yang tak berani berhadapan dengan orang banyak. Aku bukanlah Nurul yang tidak memiliki teman karena tidak memiliki keahlian. Ya, Nurul sekarang sudah berubah.
Hah, tak perlu mengingat yang dulu. Yang terpenting adalah bagaimana aku bersikap untuk move on. Bagaimana caranya? Menghapus masa lalu, merubah masa kini, dan menata masa depan. Masa lalu, biarlah itu menjadi guru terbaikku. Merubah masa kini untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Menyusun langkah demi langkah yang akan kutempuh untuk mencapai tujuan hidup (bahagia dunia dan akhirat).
Sering ku kagum dengan kakak-kakak angkatan yang keren, entah dalam penelitiannya maupun dalam hal public speaking-nya. Saat MaBa dan menjadi pengurus baru Ksi Mist, aku sangat kagum dengan mas Firman Nugroho. Saat Up Grading, beliau memberi motivasi pada kami para pengurus. Di situ aku berpikir, suatu saat nanti aku akan seperti beliau. Dulu aku juga pernah berpikir akan mengikuti jejak mbak Ling-ling. Hahaha LOL #PikiranMaba
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. 6 semester sudah kulewati. Di semester khusus saatnya KKN-PPL. Aku pun siap berpetualang.
Aku mau bercerita tentang kisahku sendiri. KKN-PPL yang insyaaAllah menyenangkan. Hem, saat saat aku lagi butuh-butuhnya semangat, eitz orang yang selalu menyemangatiku menghilang entah kemana. Mau ke Jerman, eh hampir lupa sama aku. Haha, harap maklum lah. Aku sih tidak masalah, sudah tau wataknya sih. Mungkin suatu saat nanti aku yang akan melewati fase-fase itu.
Salah satu kegiatan di tempat KKN adalah mengajar TPA. Hem, setelah bertahun-tahun tidak mengajar TPA “lebay” kini aku kembali lagi terjun ke salah satu kegiatan favoritku. Disini aku menyimpan banyak pertanyaan. Yaah, aku mengenal kondisi 2 TPA. Terutama kondisi santri dan guru. Perbedaan yang sungguh signifikan. Mungkin hal ini akan aku bahas di lain kesempatan. Yup yup yup.
Sekarang aku bercerita tentang pengalaman PPL di SMA N 1 Prambanan. Disini aku belajar banyak hal. Semuanya saja, tidak hanya PPL namun juga KKN. Feeling excited saat PPL 2014 diberi kepercayaan oleh Waka Kurikulum sekaligus guru pembimbing PPL untuk memberikan Stimulus Motivation. Saat kumengetahui hal itu rasanya senang sekali dan dipikiranku hanyalah “Aku harus mengambil kesempatan ini, aku harus belajar menjadi pembicara mulai dari kesempatan ini sebelum ku menemui masa yang lebih banyak dengan tuntutan materi yang lebih “wow” juga”.
Bingung mau membuat materi yang seperti apa. Niatnya hari senin sudah beres, lanjut belajar ngomong. Hmm, dalam praktiknya, lagi-lagi waktu yang  harus memaksaku untuk membuatnya. Artinya, harus kepepet dulu baru bisa. Malamnya aku ngisi materi, siangnya baru buat materinya. Baru sekitar jam 17.00 WIB selesai, oke fix. Akupun tidak langsung belajar berbicara, namun membantu menyiapkan keperluan berbuka puasa terlebih dahulu. Ba’da magrib, kubaca Al-Qur’an supaya tenang. Sampai ba’da isya, huaaah semakin deg-deg-an saja. Jantung berdetak lebih kencang. Pukul 19.30 WIB disaat Ceramah, kuambil laptop. Langsung saja buka PPT materi stimulus motivation, belajar ngomong kilat. Yaaah, yang penting paham alurnya. Masalah ngomong urusan nanti saja. hemm, hanya sekitar 17 menit aku belajar alur dari materi yang telah kubuat. Setelah itu menunggu beberapa menit untuk dipanggil, “mbak-mbak PPL”. Untungnya, pak Guru Agama (Pak Ansori) hafal namaku dan berkata “Silakan Mbak Nurul” ahihihi.
Maju dengan penuh percaya diri. Sebelum maju, ada sedikit rasa takut. Kucoba untuk menyembunyikannya. Tersenyum, hahaha pura-pura tidak ada ketakutan sedikit pun di depan teman-teman dan para siswa. Yaah, begitulah, terkadang ada rasa gengsi yang melekat pada diriku.
Begini, aku pernah mengalaminya. Jadi, aku bisa memberikan tips supaya tidak grogi saat memberi materi atau berbicara di depan orang banyak. Hahahaha
Yang aku lakukan, pada saat teman-teman menyiapkan segala keperluan entah itu LCD, proyektor, Laptop, dan segala macamnya, langsung kuambil Microphone-nya. Mengucapkan salam dan mengajak berbicara peserta. Perkenalan, untuk menghabiskan waktu sambil persiapan. Pokoknya sebisa mungkin menghipnotis peserta agar mereka tidak merasa dianggurkan. Mengajak berbicara peserta sebelum memberikan materi, terbukti mengurangi rasa tegang. #serius aku nggak bo’ong :P
Tips selanjutnya, emm apa ya. Sering-sering saja berhadapan dengan orang banyak. Sambutan, memimpin rapat, atau apapun deh. Hal itu akan menambah rasa percaya diri. Nah, organisasi juga akan mengajarkan tentang banyak hal. Apalagi kalau dihayati. Jadi, Organisasi adalah kuliah yang paling mahal.
Tips lagi nih, pahami materinya, pahami alurnya, dan harus hafal dengan slide yang telah dibuat. Jadi, terlihat keren. Hahahaha (aku belum keren kog, masih harus banyak belajar).
Rabu, 16 Juli 2014 yaaah, menjadi sejarah untukku. Aku berhasil menjadi pemateri dalam pesantren SMA N 1 Prambanan. Menjadi pemateri untuk pertama kalinya. Suatu saat nanti aku akan menjadi pembicara dengan masa yang lebih banyak. I can do more, I believe it.

Prambanan, 22 Juli 2014
(09.13 WIB)
Ttd

@NurulMustafaa

Jumat, 18 Juli 2014

Mimpi Itu Akan Segera Terwujud

Langkah demi langkah mimpi-mimpi yang telah kutuliskan insyaaAllah akan tercapai. Aku tak pernah menyangka sebelumnya. Semua berjalan begitu mudah. Especially about agriculture. Aku tak pernah menyangka, sungguh tak menyangka, Allah mengirimkan seseorang yang luar biasa untukku. Huh, hampir tak bisa berkata saat orang tersebut akan mentransfer semua ilmu tentang pertaniannya kepadaku. Mau tertawa, mau nangis, atau mau apa? saat itu yang aku lakukan hanyalah berteriak, tertawa, memeluk orang yang ada di depanku “tanteku”. Dalam hati “Alhamdulillah Ya Allah, aku ingin menangis. Ya Allah, Pertanian Dahsyat akan segera terwujud Ya Allah. Ya Allah... Ya Allah.... Ya Allah...
Aku merasa malu. Allah selalu memberikan apapun kepadaku. Namun, ibadahku sangatlah kurang. Malu.. malu.. malu....
Aku teringat dengan perjuanganku mencari dosen-dosen ahli tanah dan tanaman. Mulai dari anak pertanian UGM dan dia merekomendasikan dosen untukku. Hmm..sampai sekarang masih belum berani utnuk menghubungi beliau. mau berkenalan dengan pemonev eksternal yang juga dosen fakultas pertanian. Beliau ahli agribisnis dan agritech. Hmm.. namun aku tak mau dikira seperti merayu pemonev agar dimasukkan ke PIMNAS dan juga tak mau mengganggu pemonev yang lagi sibuk-sibuknya memonev para mahasiswa-mahasiswa luar biasa.
Tak menyangka, hanya selang beberapa hari aku mendapatkan apa yang aku butuhkan. Pertanian Dahsyat akan segera terwujud. Petani Indoneia sejahtera. Indonesia siap untuk eksport beras ke seluruh dunia. Rakyat indonesia sejahtera.
Aaaahhh....belum bisa mengungkapkan seluruh isi hati. Begitu banyak mimpi. Begitu banyak anugerah dan petualangan. Dan 2014 #emas
Disini aku belajar, bahwa Allah akan memberikan sesuatu hal pada saat yang tepat.

Minggu, 13 Juli 2014

Sebuah Ungkapan Hati

Dari awal, aku tak mengira dirimu sehebat ini. Yaah, ku akui kamu keren. Saat ku tahu hal itu, terbesit dalam pikiranku, bagaimana cara kamu meraihnya? Seberapa besar perjuanganmu untuk meraih impian itu? Hmm, bukan tanpa alasan aku mengajakmu berkenalan. Alasanku hanya satu, kau mempunyai keahlian di bidang yang ingin aku geluti.
Senang sekali berkenalan denganmu. Kau begitu welcome, ramah, dan tentunya tidak sombong. Kau bercerita, aku pun demikian. Sampai saat ini, hanya sedikit cerita yang kudapatkan darimu.  Ingin sekali mendengar cerita yang lebih tentangmu, tentang perjuanganmu untuk go Internasional.
Kini, kau tanpa kabar. Sering kubertanya, kau dimana? Huuh, aku merasa kehilangan seorang teman. Sedih, iya. Namun aku tak mau larut dalam kesedihan. Masih banyak orang-orang luar biasa yang tentunya menginspirasi.

Sampai jumpa orang hebat. Semoga suatu saat nanti kita dapat bertemu kembali...