Dulu hanya bisa photo-photo doank, sekarang bertani beneran.
Disela-sela kesibukanku mengerjakan Analisis
Usahatani “cieeeee, yang sibuk” inginku menulis, menceritakan apa yang ada
dipikiranku saat ini. Kalau mengingat aku yang dulu, sebenarnya pada saat SMP
sudah tertarik di bidang pertanian. Namun, tanpa alasan.
Aku pernah meminta temanku yang orangtuanya
bekerja sebagai petani “eh, kalau menanam padi aku mbok di ajak”.
Lalu temanku berkata “Ya. Tapi di tanahnya banyak
cacingnya lho.”
“Iya po?”tanyaku dengan semangat yang memudar
“Iya, kalau kamu masuk ke tanahnya, nanti cacing
tanahnya menggulat-nggulat kakimu.”kata temanku meyakinkan
Arrg, sudah deh. Sudah tak berminat lagi ke
pertanian. Kalau permasalahan sudah menjurus ke cacing, bye bye. Hmm.. namun aku senang sekali dengan suasana di
persawahan. Pemandangannya bagus. Apalagi pemandangannya itu padi. Wow,
kereeeeen.
Hmm, dibalik kerennya persawahan, apa yang anda
pikirkan? Ada yang berpikir, siapa yang menanam? Yang lebih sering dijumpai aja
deh, pada saat makan. Pernahkah anda berpikir, seberapa besar pengorbanan orang
yang menanam padi? Perlu anda ketahui, bahwa petani menanam padi penuh dengan
pengorbanan. Panas terik matahari mereka hiraukan. Bayangkan saja, masa
tanamnya 4 bulan coyy. 4 bulan hanya untuk merawat tanaman padi lalu nasi-nya
anda sia-sia kan begitu saja? Ingat ya, satu butir nasi dipertanggungjawabkan.
Tahun 2013, spesial banget. Aku kenal dengan
seseorang yang luar biasa. Beliau mengajakku mengikuti sosialisasi tentang
pertanian. Waaah, pendorong semangat banget buat aku. Mau tau orang yang mengisi
sosialisasi tersebut? Beliau adalah salah seorang anggota dari PBB bagian FAO.
Singkat saja, disini kami dijejeli segalanya tentang pertanian. Beliau
menerangkan bahwa tanah di Indonesia adalah tanah tersubur se jagad raya, itu
catatan dari PBB lho ya. Pertanyaannya, mengapa Indonesia masih import beras? Lho? Hubungannya? Jadi, lahan untuk
pertanian di Indonesia cukup luas. Petani padi, banyak kog. Kalau lahan dan
petani Indonesia dioptimalkan, kebutuhan Indonesia tercukupi kog. Tidak perlu
import beras, kalau perlu kita yang eksport ke seluruh negara di dunia. Petani itukan untung-untungan? Stop !
don’t say like that ! sekarang motto kita “Petani Itu Harus Untung”.
Ya, tadi sudah dikatakan bahwa lahan Indonesia
adalah lahan tersubur di jagad raya. Sekarang, mari kita intip surat Al-A’raaf
(7) ayat 58. Nah, disini diterangkan bahwa “Dan dari tanah yang subur
dihasilkan tetanaman yang produktif dengan izin Allah, dan dari tanah yang
tidak subur tidak dihasilkan kecuali dengan payah.” Sudah jelas kan? Bahwa bagus
tidaknya tanaman, semua berasal dari faktor tanah. Jadi, kalau masih ada
tanaman yang tidak produktif (gagal panen), banyak hama, perlu dicurigai
tanahnya.
Permasalahannya sekarang, banyak yang belum
mengerti pentingnya tanah. Banyak kasus, petani yang berlebihan menggunakan
pupuk kimia. Yaaah, wajar saja kalau lama-kelamaan lahannya kritis (jenuh
dengan pupuk kimia). Tanah jadi alot, hewan-hewan bermanfaat pada mati. Yuuk,
anak-anak muda tolong kesadarannya. Belajar mengenai pertanian, supaya bisa menjadi
pendamping-pendamping petani yang handal. Seperti kata Bapak Penyuluh “Petani
itu butuh dampingan”. Jadi, kita sebagai konseptor, petani bagian lapangan.
Walaupun bagaimanapun, petani lebih berpengalaman dan lebih paham dengan
keadaan lapangan.
Dari sosialisasi ini, beranjak ke penulisan karya
tulis. Alhamdulillah, bisa jalan-jalan ke Universitas Indonesia untuk mengikuti
Konferensi Ilmuan Muda Indonesia. Ihiiiy, banyak kenalan niiih. Yup, aku bertemu
dengan orang-orang hebat, pinter-pinter, dan super-super. Jalan-jalan juga ke Bogor.
Asyiik pokoknya...
2014, terjun beneran. Praktik mendampingi petani desa
Nomporejo, Galur, Kulon Progo. Ini wujud nyata lho ya. Disini benar-benar terjun.
Belajar berkomunikasi dengan petani. Menyampaikan ilmu dengan bahasa petani yang
tentunya, “itu tidak mudah”. Konsep yang
kami angkat yaitu Healthy Field Increase My
Rice. So, Lahan yang sehat, produktivitas beras meningkat. Kami (Tim) mendampingi
petani mengelola lahan secara biologis dengan mikroba bermanfaat. Ada tiga pendampingan,
pengecekan pH, penambahan C-Organik, dan penambahan mikroba.
Hmm, merasakan bagaimana panasnya persawahan di siang
hari. Merasakan masuk ke becek-nya lahan. Hihihi, tidak ada cacing tuch! Cacingnya
takut sama aku, jadi nggak nongol.
Mimpiku, ingin mendirikan PT. Pertanian Dahsyat HFIMR.
Jadi, Perusahaan ini akan membentuk kader-kader pendamping petani yang handal dan
juga akan memproduksi beras dalam kemasan. Berasnya bukan beras biasa. Beras yang
istimewa pokoknya. #aamiin
Kalasan, 29 Juli 2014
14.20 WIB
Ttd
@NurulMustafaa